MANUSIA
DAN PENDERITAAN
Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah
merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu
bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukursebarapa kuat iman
kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah.
Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan
melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan memberikan cobaan
untuknya yang membuatnya menderita. Penderitaan selalu datang tak terduga,
manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit keberapa, dan detik
keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu
menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai
kepercayaan yang ia anut.
Pada dasarnya manusia dan
penderitaan itu berdampingan. Setiap manusia pernah mengalami penderitaan dalam
hidup nya. Penderitaan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan yang dialami oleh
manusia.
Penderitaan ada yang berasal karena
Tuhan dan ada juga yang berasal karena ulah manusia itu sendiri. Tuhan
memberikan penderitaan kepada manusia agar manusia itu sadar dan berubah menuju
jalan yang lurus yang telah ditentukan oleh Nya.Dibalik sebuah penderitaan
manusia terdapat hikmah-hikmah yang positif yang bisa diambil oleh manusia
untuk bisa merubah hidup nya menjadi jauh lebih baik lagi .
a.
Pengertian
Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata Derita
yang artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan termasuk realitas Dunia
dan Manusia. Penderitaan ada yang ringan dan ada yang berat. Suatu peristiwa
yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi
orang lain. Bisa juga penderitaan menjadi energi untuk bangkit dan menjadikan
seseorang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Penderitaan juga merupakan teguran
Tuhan kepada Umat-Nya agar manusia sadar untuk tidak berpaling dari-Nya.
Sebelum penderitaan itu terjadi pada umumnya manusia telah diberikan tanda,
tanda itu dapat berupa mimpi dan lain sebagainya.
Tuhan telah menciptakan manusia
dengan segala kelebihannya dibandingkan dengan makhluk lainnya. Penderitaan itu
dapat berkurang tergantung bagaimana manusia menyikapi penderitaan itu. Bagi
manusia yang tebal imannya musibah yang sedang dialaminya akan segera menyadarkan
dirinya untuk bertaubat kepada Nya dan pasrah terhadap takdir yang telah
ditentukan Tuhan terhadap diri nya, dan yakin bahwa kekuasaan Tuhan jauh lebih
besar dari dirinya. Kepasrahan itu yang membuat manusia merasakan kedamaian
dalam hatinya dan lama kelamaan akan berkurang penderitaan yang dialaminya.
Sesungguhnya Tuhan tidak pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan
umatnya.
Penderitaan itu ada yang fisik dan
ada yang psikis. Penderitaan fisik dapat dihadapi dengan cara medis untuk
mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis penyembuhannya
terletak pada kemampuan penderita menyelesaikan persoalan-persoalan psikis.
b.
Penderitaan & sebab-sebabnya
Apabila
dikelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,
maka penderitaan manusia dapat dibagi sebagai berikut :
1. Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadiderita. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Kesadaran itu baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadiderita. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Kesadaran itu baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita.
2. Penderitaan yang
timbul akibat penyakit,siksaan/azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit/siksaaan/azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, & optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit/siksaaan/azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, & optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
c.
Penderitaan dan Perjuangan
Setiap
manusia pasti mengalami penderitaan baik ringan maupun berat. Manusia harus
berusaha untuk mengurangi penderitaan semaksimal mungkin atau bahkan
menghilangkannya sama sekali.
Manusia
hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga untuk menderita.
Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis yang menganggap hidupnya adalah
bagian dari rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, harus berusaha
mengatasi kesulitan hidupnya. Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali
orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan
penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup dengan cara berjuang
menghadapi tantangan hidup dalam alam sekitar, masyarakat sekitar, dengan
waspada disertai doa kepada Tuhan agar terhindar dari bahaya dan
malapetaka. Manusia hanya bisa merencanakan segalanya Tuhan yang menentukan.
Kelalaian manusia dapat menyebabkan penderitaan bagi manusia itu sendiri
d.
Penyesalan.
Terkadang manusia hanya mau enaknya saja tanpa memikirkan
tanggung jawab dari perbuatannya. Karena memang kenikmatan sementara itu datang
pada awalnya dan hanya menyisakan penyesalan pada akhirnya. Entah penyesalan
akan datang pada diri suatu insan. Jika sudah datang penyesalan, disitulah
titik balik manusia dari perbuatan salah yang selama ini dia lakukan, keindahan
akan hidup antara hubungannya dengan sesama manusia atau hubungannya dengan
Tuhan akan menjadi indah dan nikmat.
Hanya saja kadang penyesalan datang terlambat. Terlebih kita
seorang insan sudah meninggalkan kehidupan dunia ini, tidak ada yang dapat merubah
keburukan – keburukan yang telah dilakukannnya. Ada pula yang datang
penyesalannya ketika seseorang yang dekat di dalam hidupnya telah
meninggalkannya seperti orang tua. Ketika orang tua sudah tiada barulah
tersadarkan tentang apa yang telah dilakukannya selama ini. Sesungguhnya hal
ini tidak perlu terjadi jika saja manusia itu sendiri mau berpikir dan niat
berubah.
Sungguh amat disayangkan jika orang tua yang melahirkan dan
membesarkan kita di dunia ini kalau melihat anaknya terjerumus ke dalam lubang
kegelapan yang tidak pernah berubah sampai akhir hayatnya. Oleh karena itu,
sebisanyalah manusiamembuat orang tua bahagia dengan tidak berbuat buruk sampai
tidak ada penyesalan di dalam hidupnya.
e.
Pengaruh Penderitaan.
Orang yang mengalami penderitaan biasanya akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dari sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat
berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya, penyesalan
karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Sikap ini diungkapkan
dalam peribahasa “Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna” ,”nasib
sudah menjadi bubur”. kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul
sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah. Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan,
dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan
mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia
berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan
dan lain-lainnya.
Setiap
penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh baik positif maupun
negatif.
Sikap positif yaitu sikap optimis dalam menghadapi
penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu hanya bagian
dari kehidupan.Sedangkan sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak
bahagia, kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN PENDERITAAN
Allah adalah pencipta segala sesuatu
yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha kuasa atas segala yang ada isi
jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang bernyawa dan tak bernyawa. Allah
tetap kekal dan tak pernah terikat dengan penderitaan.
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin
tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami mahluk hidup selalu
membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk
kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani
berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan.
Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia telah melakukang penganiayaan. Namun
bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan
yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat.Manusia sebagai mahluk yang
berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan insting namun juga pemikirannya
dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani.
Manusia diciptakan sebagai mahluk
yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah.
Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada
penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan
terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya.
Manusia memerlukan rasa aman agar
dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman
manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak
Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak
menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada
pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Manusia didunia melakukan kenikmatan
berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit
jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan
di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila
manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada
pederitaan di akhirat.
Sumber
:
·
Poerwadarminto. 1992. Kamus Besar Bahasa Indonesia
·
Wirawan, Sarlito.1991. Psikologi Remaja. Rajawali Press. Jakarta
· Media elektronik dan media cetak.
2011
0 komentar:
Posting Komentar